Rabu, 27 November 2013

tugas kelompok 3

Media sosialisasi prinsip desentrasilasi
Kelompok 3 oleh Armansyah Amir, Ahmad Rivai, Aswar Lubis
Pelatihan Pratugas Fasilitator II
Hotel Grand Antares, Medan,  24 November - 4 Desember 2013




Senin, 25 November 2013

PELATIHAN PRA TUGAS FASILITATOR KECAMATAN II

Silahkan lihat gambar aja lah..... lagi undercontruction..

Senin, 23 September 2013

Surat Penting Untuk Fasilitator !!!



Disampaikan kepada seluruh fasilitator, khususnya Fasilitator di lingkungan PNPM Mandiri , mengenai Surat Pokja Pengendali PNPM Mandiri kepada Kementrian Pelaksana PNPM Mandiri mengenai Sertifikasi Profesi Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat.
Surat tersebut merupakan bagian dari implementasi Peta Jalan PNPM Mandiri menuju Keberlanjutan Pemberdayaan Masyarakat yang sudah dibahas pada Rapat Pleno TNP2K yang dipimpin Wakil Presiden RI. 
Surat ini menjadi dasar bagi sobat dan kerabat PNPM Mandiri, terutama Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat untuk mengikuti uji kompetensi atau sertifikasi.
Salam pemberdayaan.....

Sambutan Ketua IPPMI 2013-2016

 “Ikatan      Pelaku Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (IPPMI), merupakan wadah organisasi   dan forum komunikasi bagi para pelaku pemberdayaan masyarakat   yang tersebar di seluruh Indonesia”

Pemberdayaan masyarakat sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Dari hal tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan mengorganisir diri masyarakat, oleh karenanya Pelaku pemberdayaan Masyarakat dan Fasilitator sebagai pendamping masyarakat mempunyai peranan penting sejalan dengan berkembangnya program pembangunan berbasis pemberdayaan masyarakat di Indonesia.
Organisasi IPPMI yang beranggotakan Pelaku pemberdayaan Masyarakat yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, dan terdapat anggota +/- 15.000 orang, memiliki tugas mulia yaitu sebagai (1) Wadah komunikasi, konsultasi, pembinaan,dan pengembangan kapasitas pelaku pemberdayaan m syarakat; (2) Wadah koordinasi antara pelaku pemberdayaan masyarakat dengan masyarakat, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, swasta, pemerintah dan lembaga internasional; (3) Wadah penyalur kepentingan dan aspirasi pelaku pemberdayaan masyarakat.
Dengan  Sifat IPPMI yang  terbuka dan mandiri menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, berpandangan ke  masa depan (visioner), menegakkan sikap disiplin, profesionalisme, mendorong kerjasama, membangun perilaku bertanggungjawab, adil dan peduli, serta sikap peduli dan berpihak kepada masyarakat indonesia terutama masyarakat miskin, saya yakin IPPMI akan menjadi Organisasi yang kuat untuk Ikatan Pelaku Pemberdayaan Masyarakat.
Kepada Para pelaku Pemberdayaan Masyarakat yang belum bergabung menjadi anggota IPPMI, Kita terus membuka pendaftaran untuk menjadi anggota dan yakinilah bahwa dengan Tujuan IPPMI untuk Menumbuhkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan keadilan social dan demokrasi kerakyatan, Mendorong perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik; Mengupayakan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan; Mengembangkan jaringan komunikasi dan informasi antar sesama pelaku pemberdayaan masyarakat dan organisasi pelaku pemberdayaan masyarakat baik pada aras nasional, provinsi, kabupaten, desa maupun komunitas; Meningkatkan profesionalisme, mutu pendampingan, dan etika profesi melalui sertifikasi profesi dan peningkatan kapasitas; Meningkatkan kesejahteraan anggota.
Media www.ippmi.org akan menjadi salah satu media IPPMI yang akan menjembatani pertukaran informasi antar para Pelaku Pemberdayaan Masyarakat. Media ini diharapkan akan menjadi sarana informasi, Komunikasi,  yang akan menyediakan informasi yang  berkaitan dengan Pelaku dan pemberdayaan masyarakat Indonesia , sebagai sarana komunikasi yang dapat memberikan ruang bagi pelaku pemberdayaan Masyarakat Indonesia untuk saling berbagi informasi atau membantu pemecahan masalah.

sumber: http://ippmi.org/

Selasa, 17 September 2013

Pelatihan UPK dan Penlok TA. 2013 – Kabupaten Padang Lawas Utara di Sibolga


  Oleh:  Armansyah Amir/FK Padang Bolak

Salah satu bentuk program PNPM-Mandiri Pedesaan adalah Pelatihan penguatan kapasitas para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan. Tujuan dilaksanakannya pelatihan masyarakat ini adalah sebagai bentuk edukasi secara langsung kepada para pelaku di wilayah kecamatan khususnya dan di Kabupaten Padang Lawas Utara pada umumnya.  Pada tanggal 16 September sampai dengan 20 September 2013 telah dilaksanakan Pelatihan UPK beserta Pelatihan Penlok, di Hotel Bumi Asih, Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah. Pelatihan ini merupakan pelatihan yang  dilaksanakan oleh Kabupaten Padang Lawas Utara dengan diikuti oleh 9 Kecamatan dengan mengirim utusan UPK dan Penloknya. Peserta pelatihan sebanyak 36 orang ( laki-laki sebanyak 22 orang, Perempuan sebanyak 14 orang ).  Pelatihan juga diikuti FK/FT masing kecamatan, Faskab, dan  2 orang dari unsur Satker PNPM MPd Kabuten.

 “ Tujuan pelatihan ini adalah agar peserta dapat memahami pan dan tanggung jawabnya dan memiliki komitmen yang tinggi untuk melaksanakannya secara positif “, demikian disampaikan oleh Bapak Andi Arman, ST dalam awal pembukaan Acara Pelatihan.

“ Seorang UPK ataupun Penlok setidaknya dapat memahami ruang lingkup kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan agar dapat menyukseskan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan di lokasi masing-masing baik dari segi perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian kegiatan,  terutama di bidang ke-admininistrasian”, demikian pesan senada disampaikan oleh Bapak Syaiful, S.Pt selaku faskeu dalam sesi pelatihan.


Pada Pelatihan kali ini juga diadakan pertandingan-pertandingan setelah usai pelatihan.  Hal ini dapat dilakukan dengan mempercepat sesi pelatihan sehingga setiap harinya kelas pelatihan selesai jam 16.00 wib.  Untuk kemudian dilanjutkan dengan acara permainan dan pertandingan-pertandingan.  Adapun permainan yang dapat dilakukan setelah selesai pelatihan adalah lomba memasukkan pulpen ke dalam mulut botol Aqua, lomba lari dengan selembar karung yang dipijak, permainan volley.  Untuk pemenang pihak Faskab yang telah bekerja sama dengan pihak BNI mengadakan hadiah-hadiah yang menarik berupa jam dinding, tas, payung, gelas.  Tentu saja para peserta makin bersemangat dalam pelatihan kali ini.


 “ Pelatihan seperti ini kami harapkan berkelanjutan. Dan ilmu yang didapatkan bisa diterapkan dalam pelaksanaan di kecamatan kami apalagi kebanyakan sesi pelatihan ini adalah sharing dari Best practise dari kecamatan masing-masing.”, demikian harapan Bapak Andre alson Harahap utusan dari kecamatan Padang Bolak, Inilah sekelumit harapan dan kesan yang didapat diantara peserta pelatihan, yang umumnya ingin segera menerapkan ilmu yang didapat selama pelatihan.

 


 


 


Dalam pelatihan ini peserta dibagi dalam 2 kelas, yakni kelas pelatihan UPK yang kebanyakan difasilitasi oleh FK, Faskab dan kelas pelatihan Penlok yang di fasilitasi oleh FT, Fastekab.  Pada hari pertama pelatihan kelas dibuat gabungan, dengan materi acara pembukaan, Bina Suasana, Konsepsi dan Kebijakan PNPM, Teknik Fasilitasi, Review SOP UPK dan pengelolaan dana Bergulir.



 Pelatihan ditutup oleh Bapak Riswan Harahap selaku PjOKab dan dilanjutkan dengan acara musik perpisahan sambil menyantap ikan bakar.
 









     
                                                          
















Senin, 12 Agustus 2013

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H - 2013 M


Ucapan Selamat pada Hari Raya Idul Fitri




Apa yang mesti kita ucapkan ketika bertemu saudara kita di hari raya Idul Fitri? Adakah ucapan khusus yang diajarkan?

Taqobbalallahu minna wa minkum

Perlu diketahui bahwa telah terdapat berbagai riwayat dari beberapa sahabat radhiyallahu ‘anhum bahwa mereka biasa mengucapkan selamat di hari raya di antara mereka dengan ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).
فعن جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ قَالَ : كَانَ أَصْحَابُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا اِلْتَقَوْا يَوْمَ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك . قال الحافظ : إسناده حسن .
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha, pen), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).” Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan.[1]
Imam Ahmad rahimahullah berkata,
وَلَا بَأْسَ أَنْ يَقُولَ الرَّجُل لِلرَّجُلِ يَوْمَ الْعِيدِ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك
“Tidak mengapa (artinya: boleh-boleh saja) satu sama lain di hari raya ‘ied mengucapkan: Taqobbalallahu minna wa minka”.
وَقَالَ حَرْبٌ : سُئِلَ أَحْمَدُ عَنْ قَوْلِ النَّاسِ فِي الْعِيدَيْنِ تَقَبَّلَ اللَّهُ وَمِنْكُمْ .قَالَ : لَا بَأْسَ بِهِ ، يَرْوِيه أَهْلُ الشَّامِ عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قِيلَ : وَوَاثِلَةَ بْنِ الْأَسْقَعِ ؟ قَالَ : نَعَمْ .قِيلَ : فَلَا تُكْرَهُ أَنْ يُقَالَ هَذَا يَوْمَ الْعِيدِ .قَالَ : لَا .
Salah seorang ulama, Harb mengatakan, “Imam Ahmad pernah ditanya mengenai apa yang mesti diucapkan di hari raya ‘ied (‘Idul Fithri dan ‘Idul Adha), apakah dengan ucapan, ‘Taqobbalallahu minna wa minkum’?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak mengapa mengucapkan seperti itu.” Kisah tadi diriwayatkan oleh penduduk Syam dari Abu Umamah.
Ada pula yang mengatakan, “Apakah Watsilah bin Al Asqo’ juga berpendapat demikian?” Imam Ahmad berkata, “Betul demikian.” Ada pula yang mengatakan, “Mengucapkan semacam tadi tidaklah dimakruhkan pada hari raya ‘ied.” Imam Ahmad mengatakan, “Iya betul sekali, tidak dimakruhkan.”
وَذَكَرَ ابْنُ عَقِيلٍ فِي تَهْنِئَةِ الْعِيدِ أَحَادِيثَ ، مِنْهَا ، أَنَّ مُحَمَّدَ بْنَ زِيَادٍ ، قَالَ : كُنْت مَعَ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ وَغَيْرِهِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانُوا إذَا رَجَعُوا مِنْ الْعِيدِ يَقُولُ بَعْضُهُمْ لَبَعْضٍ : تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك .وَقَالَ أَحْمَدُ : إسْنَادُ حَدِيثِ أَبِي أُمَامَةَ إسْنَادٌ جَيِّدٌ .
Ibnu ‘Aqil menceritakan beberapa hadits mengenai ucapan selamat di hari raya ‘ied. Di antara hadits tersebut adalah dari Muhammad bin Ziyad, ia berkata, “Aku pernah bersama Abu Umamah Al Bahili dan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya. Jika mereka kembali dari ‘ied (yakni shalat ‘ied, pen), satu sama lain di antara mereka mengucapkan, ‘Taqobbalallahu minna wa minka” Imam Ahmad mengatakan bahwa sanad riwayat Abu Umamah ini jayyid.
‘Ali bin Tsabit berkata, “Aku pernah menanyakan pada Malik bin Anas sejak 35 tahun yang lalu.” Ia berkata, “Ucapan selamat semacam ini tidak dikenal di Madinah.”
Diriwayatkan dari Ahmad bahwasanya beliau berkata, “Aku tidak mendahului dalam mengucapkan selamat (hari raya) pada seorang pun. Namun jika ada yang mengucapkan selamat padaku, aku pun akan membalasnya.” Demikian berbagai nukilan riwayat sebagaimana kami kutip dari Al Mughni[2].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, “Adapun tentang ucapan selamat (tah-niah) ketika hari ‘ied seperti sebagian orang mengatakan pada yang lainnya ketika berjumpa setelah shalat ‘ied, “Taqobbalallahu minna wa minkum wa ahaalallahu ‘alaika” dan semacamnya, maka seperti ini telah diriwayatkan oleh beberapa sahabat Nabi. Mereka biasa mengucapkan semacam itu dan para imam juga memberikan keringanan dalam melakukan hal ini sebagaimana Imam Ahmad dan lainnya. Akan tetapi, Imam Ahmad mengatakan, “Aku tidak mau mendahului mengucapkan selamat hari raya pada seorang pun. Namun kalau ada yang mengucapkan selamat padaku, aku akan membalasnya”. Imam Ahmad melakukan semacam ini karena menjawab ucapan selamat adalah wajib, sedangkan memulai mengucapkannya bukanlah sesuatu yang dianjurkan. Dan sebenarnya bukan hanya beliau yang tidak suka melakukan semacam ini. Intinya, barangsiapa yang ingin mengucapkan selamat, maka ia memiliki qudwah (contoh). Dan barangsiapa yang meninggalkannya, ia pun memiliki qudwah (contoh).”[3]

Selamat Hari Raya

Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum mengucapkan selamat hari raya? Lalu adakah ucapan tertentu kala itu?”
Beliau rahimahullah menjawab, “Ucapan selamat ketika hari raya ‘ied dibolehkan. Tidak ada ucapan tertentu saat itu. Apa yang biasa diucapkan manusia dibolehkan selama di dalamnya tidak mengandung kesalahan (dosa).”[4]
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah ditanya, “Apa hukum jabat tangan, saling berpelukan dan saling mengucapkann selamat setelah shalat ‘ied?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Perbuatan itu semua dibolehkan. Karena orang-orang tidaklah menjadikannya sebagai ibadah dan bentuk pendekatan diri pada Allah. Ini hanyalah dilakukan dalam rangka ‘adat (kebiasaan), memuliakan dan penghormatan. Selama itu hanyalah adat (kebiasaan) yang tidak ada dalil yang melarangnya, maka itu asalnya boleh. Sebagaimana para ulama katakan, ‘Hukum asal segala sesuatu adalah boleh. Sedangkan ibadah itu terlarang dilakukan kecuali jika sudah ada petunjuk dari Allah dan Rasul-Nya’”[5]
Dari penjelasan di atas, berarti ucapan selamat hari raya itu bebas, bisa dengan ucapan “Selamat Hari Raya”, “Taqobbalallahu minna wa minkum” dan lainnya. Ucapan “Taqobbalallahu minna wa minkum” pun tidak dikhususkan saat Idul Fithri, ketika Idul Adha dianjurkan ucapan semacam ini sebagaimana kita dapat melihat dalam penjelasan berbagai riwayat di atas.

Mohon Maaf Lahir Batin

Satu catatan pula yang mesti diperhatikan, tidak ada pengkhususan di Idul Fithri untuk saling maaf memaafkan. Semacam sering kita dengar tersebar ucapan “Mohon Maaf Lahir dan Batin” saat Idul Fithri. Seolah-olah saat Idul Fithri hanya khusus dengan ucapan semacam itu. Ini sungguh salah kaprah. Idul Fithri bukanlah waktu khusus untuk saling maaf memaafkan. Waktu untuk saling memohon maaf itu luas. Ketika berbuat salah, langsung meminta maaf, itulah yang tepat. Tidak mesti di saat Idul Fithri. Karena jika dikhususkan seperti ini harus butuh dalil dari Al Qur’an dan Al Hadits. Buktinya, tidak ada satu dalil yang menunjukkan seperti ini.

Minal ‘Aidin wal Faizin

Satu ucapan lagi yang keliru saat Idul Fithri, yakni ucapan “Minal ‘Aidin wal Faizin”. Ucapan ini dari segi makna kurang bagus. Arti dari ucapan tersebut adalah “Kita kembali dan meraih kemenangan”. Ini suatu kalimat yang rancu. Kita mau kembali ke mana? Apa pada ketaatan atau maksiat? Jika mengandung dua makna seperti ini hendaknya ditinggalkan. Karena bisa jadi orang memahami yang dimaksud adalah kita kembali pada maksiat. Artinya, ibadah hanya di bulan Ramadhan saja, setelah itu sah-sah saja untuk maksiat, sah-sah saja untuk tinggalkan shalat dan ibadah wajib lainnya. Akibat ucapan keliru, berujung pada amalan yang keliru.
Satu hal lagi yang mesti dipahami, makna “Minal ‘Aidin wal Faizin” adalah sebagaimana yang kami sebutkan di atas. Dan bukan maknanya adalah “Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Setiap kali ada yang ucapkan “Minal ‘Aidin wal Faizin” lantas diikuti dengan kalimat “Mohon Maaf Lahir dan Batin”. Dikira artinya adalah kalimat selanjutnya. Ini sungguh keliru. Ini pemahaman orang yang tidak paham bahasa Arab. Semestinya hal ini diluruskan. Makna kalimat “Minal ‘Aidin wal Faizin” adalah “Kita kembali dan meraih kemenangan”. Namun sebagaimana diterangkan di atas, dari sisi makna kalimat ini keliru. Sehingga sudah sepantasnya kita hindari. Ucapan yang lebih baik adalah sebagaimana telah dikemukakan di awal tulisan dan dicontohkan langsung oleh para sahabat, yakni “Taqobbalallahu minna wa minkum (Semoga Allah menerima amal kita dan amal kalian)”.
Kami pun doakan pada para pembaca Muslim.Or.Id, taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amalan kita dan amalan kalian.

Diselesaikan menjelang shalat tarawih, 30 Ramadhan 1431 H (8 September 2010) di Panggang-Gunung Kidul
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id

[1] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, Darul Ma’rifah, 1379, 2/446. Syaikh Al Albani dalam Tamamul Minnah (354) mengatakan bahwa sanad riwayat ini shahih.
[2] Al Mughni, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, Darul Fikr, cetakan pertama, 1405, 2/250.
[3] Majmu’ Al Fatawa, Ibnu Taimiyah, Darul Wafa’, cetakan ketiga, 1426, 24/253.
[4] Majmu’ Fatawa Rosail Ibni ‘Utsaimin, Asy Syamilah, 16/129.
[5] Majmu’ Fatawa Rosail Ibni ‘Utsaimin, 16/128.
==========

Senin, 29 Juli 2013

PNPM-MP MENEBAR ASA YANG TELAH REDUP


Best  Practise
Coretan : t. emras/FT Padang Bolak

Suasana alam yang begitu tenang dengan hutan yang masih perawan, suara  gemercik air di celah-celah bebatuan, hembusan angin yang kian membelai disertai tingkah ikan-ikan kecil yang terkadang menyambar ujung-ujung jemari kaki kami di sebuah  sungai kecil yang bermuara di hulu Sungai Batang Pane.

Irama alam tersebut begitu memukau dan menghanyutkan keletihan  serta  sungai kecil dan lumpur jalan tanah dari akses jalan Ibukota Kecamatan (Gunungtua) ke daerah pedesaan hulu Batang Pane yang merupakan daerah 23w desa dari 76 desa dan 1 Kelurahan yang terdapat di Kecamatan Padang Bolak Kabupaten Padang Lawas Utara Propinsi Sumatera Utara.


Saat itu hari telah menjelang senja, “ Bagaimana Pak, apakah kita lanjutkan perjalanan ke desa Botung ?” tanya FT, karena di desa Botung sedang ada kegiatan PNPM-MP.  “ Kita istirahat saja dahulu di rumah saya malam ini, besok perjalanan kita lanjutkan” jawab Pak Parlindungan Harahap Gelar
Raja Bor-Bor (49 tahun) yang merupakan masih keturunan Raja  di daerah  Luat Napa Gadung Laut (daerah Hulu Batang Pane). “Cukup berat medannya, ya pak ?” cetus FK.      Dan sambil mengerutkan keningnya  Pak  Parlindungan berdesah : “ Dahulu, sebelum PNPM-MP masuk ke daerah Hulu Batang Pane, kami berjalan kaki selama 1 hari 1 malam untuk mendapatkan jalan akses ke Gunungtrua. Untuk mengangkut barang/bekal kami menggunakan tenaga kuda. Hasil pertanian dan  perkebunan  seperti padi, tembakau, nilam, karet dan kulit manis tidak ada harganya karena ongkos angkut lebih mahal dari pada harga jual. Pendek kata masa depan kami terasa sangat redup pada saat itu”.     “Apakah tidak ada bantuan bangunan dari pihak lain sebelum PNPM-MP, kenapa bisa demikian ?",  tanya FK.   


 
“ Kami sudah letih membuat usulan sejak dahulu, namun  suara kami seperti  tidak didengar. Mungkin karena perwakilan kami belum ada di Kabupaten. Itulah sebabnya desa-desa yang ada di daerah hulu Batang Pane sangat kompak bersaing daalam MAD-II Perankingan, karena sejak dibangun PNPM-MP berupa Pembukaan Jalan hingga ke desa-desa paling ujung/pelosok, Pembuatan Plat Beton, Jembatan, Rabat Beton dan Bendungan Irigasi, sekarang kami sudah dapat memiliki sepeda motor dan bahkan sudah ada yang memiliki kenderaan roda empat seperti Colt Disel, Hartop dan Taff untuk mengangkut hasil pertanian dan perkebunan. Dengan kata lain dahulu asa (harapan) kami kian meredup, tetapi dengan masuknya PNPM-MP asa kami kembali  hidup menebar harapan “ jelas beliau dengan rasa haru.


Pernyataan Pak Parlindungan Harahap dibenarkan oleh Pak Harun Siregar (40 tahun) yang bertugas sebagai Sekretaris Desa Losung Batu (merupakan desa paling ujung dan berbatasan dengan daerah Sipirok Dolok Hole (Kabupaten Tapanuli Selatan).



“Bagaimana dengan rencana PNPM-MP yang khabarnya akan ditutup pada tahun 2015 ?” tanya  FT. Mereka semua terperangah heran sambil terucap :” Bah, padamlah lagi harapan kami “ sambil masing-masing mengambil langkah menuju ke surau untuk melaksanakan sholat maghrib, sedang di benak mereka penuh dengan tanda tanya “MENGAPA ???” sedangkan masyarakat pedesaan masih sangat mengharapkan kehadiran PNPM-MP. 




                                              Awal april 2013.

 









                                                                                                                                                   


                                                                                                                                                

PELATIHAN KADER TEKNIK TA. 2013 KECAMATAN PADANG BOLAK – KABUPATEN PADANG LAWAS UTARA

Oleh:  Armansyah Amir/FK Padang Bolak

Salah satu bentuk program PNPM-Mandiri Pedesaan adalah Pelatihan Masyarakat. Tujuan dilaksanakannya pelatihan masyarakat ini adalah sebagai bentuk edukasi secara langsung kepada masyarakat di wilayah kecamatan khususnya dan di Kabupaten Padang Lawas Utara pada umumnya.  Pada tanggal 24Juni sampai dengan 27 Juni 2013 telah dilaksanakan Kader Teknik , Gunungtua dan Praktek Lapangan di Depan Kantor Camat Padang Bolak, Gunungtua. ini merupakan yang kesekian kalinya dilaksanakan di Kecamatan Padang Bolak dan di ikuti oleh 2 orang Kader Teknik utusan desa-desa yang ada di kecamatan Padang Bolak. dengan jumlah peserta laki-laki sebanyak 57 orang dan peserta prempuan sebanyak 66 orang.

Kader Teknik adalah warga desa yang mempunyai bakat dan minat dibidang teknik, serta memiliki kepedulian  membantu masyarakat dalam membangun, mengelola dan melestarikan prasarana untuk memajukan desa. Untuk itu aspek kerelawanan, mau meluangkan waktu dan kejujuran diharapkan ada pada diri para kader”, demikian disampaikan oleh Bapak PjOK Kecamatan Padang Bolak dalam awal pembukaan Acara Pelatihan Kader Teknik di SD Negeri 2.

Seorang kader teknik diharapkan memiliki keinginan untuk terus maju dan berbagi pengalaman dengan masyarakat, juga orang-orang lain yang memiliki kemampuan teknik, serta kemampuan dalam aspek manajemen konstruksi.

Kader teknik desa diharapkan mampu memfasilitasi pengadaan, pengelolaan dan pelestarian kegiatan bidang prasarana  sebagai berikut :
1.    Memilih Jenis jenis prasarana yang berdampak positif mendukung pembangunan desa, serta dapat mengantisipasi agar tidak berdampak negatif.
2.    Menemukan dan memfasilitasi terbentuknya kader-kader teknik di  masyarakat
3.    Memfasilitasi proses survey teknik untuk pembangunan  sarana dan prasaran desa
4.    Memfasilitasi penyusunan desain dan Rencana Anggaran Biaya
5.    Memfasilitasi proses pengadaan material, bahan dan alat
6.    Memfasilitasi pelaku dalam aspek manajemen konstruksi
7.    Melakukan proses penguatan kapasitas pelaku desa pada aspek teknis.
8.    Memfasilitasi terjaganya kualitas pembangunan dan bangunan sarana serta prasarana desa.
9.    Memfasilitasi Pengelolaan dan Pemeliharaan Prasaran Desa

 “ Pelatihan seperti ini kami harapkan berkelanjutan. Dan ilmu yang didapatkan bisa diterapkan dalam perencanaan pembangunan desa kami apalagi desa kami mendapat kegiatan fisik pada saat ini dan saya sering dimintai saran dan masukan oleh desa.”, demikian harapan Bapak Aminul utusan dari Desa Sigama Ujung Gading, yang kebetulan pula untuk tahun ini desa sigama Ujung gading mendapat kegiatan Jalan Telford.  Inilah sekelumit harapan dan kesan yang didapat diantara peserta pelatihan, yang umumnya ingin segera menerapkan ilmu yang didapat selama pelatihan.

Dalam praktek lapangan ini, peserta dibagi dalam 10 kelompok, dengan tugas membuat rab design/ anggaran biaya, bermain peran selaku TPK ( Menjadi Ketua, Bendahara, Sekretaris; ), Kades, KPMD, Monitoring, sampai pada selesainya pekerjaan.  Diharapkan dalam praktek maupun simulasi kegiatan ini terakomodir akan kesiapan-kesiapn desa maupun dengan para pelakunya di dalam perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan, maupun di dalam pasca kegiatan, serta di kaitkan dengan kegiatan SPP perguliran bila keadaannya macet. Dan tidak pula ketinggalan berkas admininistrasi yang harus disiapkan di dalam tahap-tahap kegiatan tadi beserta swadaya yang harus ada pada setiap kegiatan.





Gunungtua, 17 Juli 2013

AKHIRNYA MASYARAKAT MISKIN YANG TIDAK PRODUKTIF MERASAKAN JUGA DANA SPP



by: syaiful (Faskeu Paluta)
 
                Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd) merupakan salah satu program untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Sebagai sasaran program yang berbasis pemberdayaan masyarakat melalui kontribusi kegiatan yang diusulkan masyarakat yang terbagi dalam kegiatan prasarana fisik dan Simpan Pinjam kelompok Perempuan  ( SPP ).
Kegiatan Simpan Pinjam kelompok Perempuan (SPP) yang di kelola Unit Pengelola Kecamatan (UPK) merupakan dana bergulir yang harus dikembalikan ke UPK sehingga banyak masyarakat yang benar-benar miskin dan yang tidak mau berusaha bertanya tanya kenapa kami tidak mendapat dana SPP tersebut sementara katanya PNPM untuk orang miskin, ungkapan ini banyak kita dengar dan itu benar apabila kita tidak mengelola SPP dengan baik.
Kabupaten Padang Lawas Utara di Kecamatan Padang Bolak Julu Aset SPP sampai sekarang sudah lebih dari 2 miliar dan dalam pengelolaannya tingkat pengembaliannya 100% sehingga perhitungan Surplus akhir tahun yang diperuntukkan untuk dana sosial masyarakat miskin cukup besar ± Rp. 30.000.000,-, sehingga pada waktu MAD perguliran dilakukan pembahasan penggunaan dana tersebut, dan peserta MAD memutuskan penggunaannya untuk kegiatan sunatan masal tampa di pungut biaya.
Untuk menghadapai kegiatan ini forum MAD langsung membentuk kepanitiaan yang anggotanya dari unsur pelaku pnpm mandiri perdesaan dan masyarakat guna untuk mesukseskan acara.
Dalam pendataan peserta  dilakukan penyebaran informasi yang  dibuka penerimaan  peserta selama 2  minggu sebagai sasaran pemanfaat berasal dari Anak/keluarga peminjam ( kelompok SPP ) dan Keluarga yang berasal dari Rumah Tangga Miskin se Kecamatan Padang Bolak Julu.
Peserta sunatan massal yang mendaftar  melengkapi berkas  antara lain surat pengantar dari Kepala Desa sebagai anggota SPP / RTM, formulir isian sebagai data calon, foto  cofy KTP kedua orang tua dan foto copi kartu keluarga.
Setelah proses pendaftaran selesai panitia mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan dalam acara sunatan masal tersebut,
Pada hari Senin tanggal 17 Juni 2013 merupakan hari yang dinantikan untuk  “ Menggelar acara sunatan masal pada 33 anak yang berasal keluarga rumah tangga miskin ( RTM), pelaksanaannya dipusatkan di Aula Kantor Camat Padang Bolak Julu, Kabupaten Padang Lawas Utara Provinsi sumatera Utara.
Acara sunatan masal ini melibatkan Tim Medis dari Pustu  Kecamatan Padang Bolak Julu dalam acara di buka langsung oleh Camat Padang Bolak Julu Panjang Matua, SH MM, dihadiri Tim Fas Kab Kabupaten Padang Lawas Utara, FK/FT, Pelaku PNPM-MPd, dan kepala Desa
Tidak terlepas acara Khitanan Massal dihadiri dari pihak BNI Cabang Padang Sidimpuan Kas Gunung Tua yang ikut juga mensponsori kegiatan ini.
Dari semua kegiatan diatas Terjawabsudah pertanyaan masyarakat selama ini kenapa PNPM MPd hanya memberikan pinjaman SPP kepada masyarakat miskin yang produktif saja. padahal dengan kegiatan ini masarakat miskin yang tidak produktif yang benar benar miskin merasakan dana keuntungan SPP yang di kelola UPK PNPM Mandiri Perdesaan, dari hasil wawancara dengan salah satu orang tua peserta sunatan masal bapak Abdul munir Harahap mengatakan sangat bersukur dengan adanya kegiatan ini, kalau tidak ada kegiatan ini mungkin saya belum bisa menyunati anak saya tahun ini, mudah-mudahan kegiatan seperti ini berlanjut terus, terima kasih PNPM.